Dosen Informatika Unsoed Berhasil Membuat Alat Penggemukan Sapi Berbasis Internet Of Things

Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan kebutuhan daging sapi lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan daging sapi. Ternak sapi, khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber penghasilan protein hewani, yaitu berupa daging yang bernilai ekonomi tinggi. Usaha yang dilakukan untuk menghasilkan daging adalah melalui program penggemukan.

Keberhasilan suatu usaha peternakan ditentukan oleh faktor bibit ternak, pakan dan manajemen. Kualitas produksi ternak sangat erat hubungannya dengan kualitas dan kuantitas pakan lokal yang tersedia, sehingga pemanfaatan sumber pakan lokal secara optimal dapat menentukan produktivitas secara maksimal pula.
Pemberian pakan yang berkualitas dengan jumlah pemberian sesuai dengan kebutuhan ternak merupakan salah satu aspek yang penting dalam menunjang keberhasilan usaha peternakan. Pakan yang baik adalah yang mengandung zat makanan yang memadai kualitas dan kuantitasnya, seperti energi, protein, lemak, mineral dan juga vitamin, yang semuanya dibutuhkan dalam jumlah yang tepat dan seimbang, sehingga bisa menghasilkan produk daging yang berkualitas dan berkuantitas tinggi, tak pelak indonesia masih mendatangkan sapi dari luar negeri.

Masalah yang mendasar tersebut membuat Bangun Wijayanto, S.T.,M.Cs selaku dosen Jurusan Teknik Informatika Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) tergugah untuk membuat alat yang dapat membantu khususnya peternak sapi agar mendapat hasil yang lebih maksimal dengan jangka waktu yang sudah di targetkan. Sistem Komputerisasi Pakan Ternak (SIKAPAT) merupakan alat yang berhasil dibuat oleh Bangun Wijayanto, S.T.,M.Cs. Sistem kerja dari alat ini adalah mencari data tentang bahan ternak yang ada di internet dengan otomatis, setelah itu dengan metode algoritma yang sudah tertanam di SIKAPAT memproses jumlah protein dan nutrisi dengan membandingkan kondisi sapi yang akan digemukan.

proses penggemukan sapi pengguna alat SIKAPAT ini tidak perlu mengentry secara manual akan tetapi tinggal menscan barcode yang ada pada kertas di liher sapi, barcode sebelumnya sudah di isi data sapi sampai dengan target bobot yang diinginkan, prototype SIKAPAT baru bisa menggunakan 3 bahan campuran ternak yaitu onggok, dedak dan bungkil dan maksimal baru bisa menampung 9 Kg saja jelas Bangun, kedepan SIKAPAT ini akan dikembangkan lagi supaya bisa menampung bahan campuran yang lebih fariatif lagi, selain sapi alat tersebut juga bisa untuk jenis hewan yang lain akan tetapi perlu sedikit perubahan isi dari programnya tutup Bangun di akhir sesi penjelasan.